Cerita Sex - Namaku Bintang aku seorang mahasiswa di salah satu universitas swasta, di kampus aku di kenal dengan cowok badung karena kenakalanku. Bukan hanya masalah tawuran pasti selalu ada aku disana, tapi juga ku sering gonta-ganti cewek karena itu di juluki play boy kampus. Sebenarnya aku tidak meninginkan hal ini tapi karena cewek-cewek itu sendiri yang menggodaku dan berusaha memberikan perhatian lebih padaku.
Aku memang memiliki wajah yang lumayan keren dan juga di dukung tubuh atletisku. Namun meskipun sering aku melakukan adegan layaknya dalam cerita dewasa tapi aku belum menjalin hubungan serius dengan seorang wanita, karena bagiku semua cewek itu sama saja. Mereka hanya akan mendekati cowok yang bisa memberikan sesuatu yang lebih dari segi materi dan aku tidak suka akan hal itu.
Karena itu aku dekat dengan cewek hanya untuk melampiaskan nafsu, dan melakukan adegan layaknya dalam cerita dewasa. Tapi belum pernah sekalipun aku mengajak seorang cewek ke rumah, karena aku begitu dekat dengan mama kalau dia tahu aku dekat dengan seorang cewek, aku yakin kalau saja dia pasti akan menganggap serius hubunganku. Dalam keluargaku aku merupakan anak kedua dari dua bersaudara.
Kakakku seorang permpuan yang sudah memiliki keluarga kecil, akupun sering main ke rumahnya dan main dengan keponakanku yang masih berusia tiga tahun. Mungkin karena dalam keluarga aku dekat dengan mama dan juga kakak perempuanku, akupun jadi cepat dekat dengan cewek baik di kampus maupun di luar. Karena sering juga aku pergi ke club malam yang dengan mudahnya dapat mengenal cewek yang baru saja aku kenal.
Kini pikiranku sedang penuh dengan sosok wanita yang justru jauh lebih tua dariku. Dia adalah dosen baru yang begitu manis dan juga cantik, hampir setiap hari aku melihatnya sekalipun aku tidak ada kelas. Dengan melihatnya saja aku rasa sudah cukup memberikan semangat, tidak lupa juga ku sering menggodanya bahkan tidak jarang aku menggodanya di dunia sosmed. Dan yang membuatku lebih berani mengajaknya jalan.
Karena bu Marta tidak pernah sekalipun memberikan respon kasar padaku, aku biasa memanggil namanya tanpa ada orang lain tahu. Meskipun bu Marta 8 tahun lebih tua dariku, tapi aku begitu menyukainya bahkan dengan berterus terang aku bilang kalau aku suka padanya. Aku lihat bu Marta tersenyum malu jika aku melakaukan hal itu dan akupun terus menggodanya tanpa harus tahu kalau bu Marta punya suami atau belum.
Hingga akhirnya aku tahu semua tentang bu Marta dia adalah wanita yang pernah menikah dan saat ini dia sudah bercerai dengan suaminya. Dan tinggal sendirian di sebuah apartemen, aku tahu alamatnya dan tanpa membuang kesempatan lagi, akupun main ke apartemen bu Marta. Malam itu aku sendirian menuju apartemennya dan tanpa memberi tahunya terlebih dahulu, dengan optimis tidak bakal di kecewakan oleh bu Marta.
Sampai di apartemennya akupun langsung mendapat izin dari security untuk masuk dalam apartemen bu Marta, setelah dia mendapat konfirmasi dari bu Marta sendiri. Begitu dia buka pintunya diapun tersenyum dan berkata “Darimana kamu tahu alamatku BIntang..?” Tanya bu Marta padaku “Saya kan ada mata-mata bu…” Setelah itu dia mempersilahkan aku duduk dan pergi meninggalkan aku di ruang tamunya.
Namun aku bisa melihat dia sedang menyediakan minuman untukku, karena dapurnya ada di sebelah ruang tamu. Ukuran apartemennya tidak terlalu besar, cukup buat seorang wanita single seperti bu Marta. Kamipun mengobrol dengan santai di sana hingga bu Marta curhat tentang semua hal pribadinya padaku bahkan dia berlinang air mata ketika menceritakan tentang mantan suaminya yang dengan tega menduakan cinta bu Marta dengan sahabat dekatnya sendiri.
Sampai akhirnya diapun menangis dalam pelukanku, aku hanya berniat mengusap air matanya namun dengan lembut bu Marta mencium bibirku dan aku balas dengan lebih hangat lagi. Dengan perlahan aku telusuri mulutnya dengan lidahku hingga diapun dia mendesah panjang “OOouuggghh….ooouugghhh….aaaaagggghh….aaaaggggghhh…aaaaaggghh…” Tangannyapun mulai nakal menyelinap dalam celanaku dan aku membiarkannya.
Seperti dalam adegan cerita dewasa kamipun dalam sekejap telanjang tanpa busana sehelaipun, di atas sofanya itulah kami melakukannya. Dengan cepat bu Marta menindih tubuhku dan bagai kuda binal diapun bergerak di atas tubuhku “OOoouugghhh…. aaaaggghhh…pantaas.. saaajaa.. kaaaamu… banyaak ceweknya.. Bin..” Katanya di sela desah nafsunya yang sudah membara, akupun tahu maksud bu Marta.
Karena aku tahu ukuran kontolku memang tidak mengecewakan apalagi bagi wanita yang sudah pernah melakukan adegan cerita dewasa. Seperti halnya janda seperti bu Marta, dia memejamkan mata seakan begitu menikmati goyangannya pada kontolku “OOouuugghh… aaaaaaggghh… aaaagghh… ooouuuggghh… aaaaaaggghhh.. Bin… aaaaggghh..” Terus saja dia bergerak dengan lihainya di atas tubuhku bahkan keringat mulai membasahi tubuhnya.
Sama persis seperti pemain dalam adegan cerita dewasa ngentot, dia terus bergoyang sampai-sampai aku rasakan kalau memeknya sudah mulai basah dan aku tahu kalau bu Marta berkali-kali merasakan horny “OOoouuuggghhh…. ooouuggghhh… sayaaaang… aaaaku… aaaaggghhh… aaaaagggghhh..” Bu Marta menekan lama memeknya pada kontolku sedangkan tangannya mulai berpegangan dengan kerasnya pada kedua lenganku.
Aku tahu kalau dia sudah mencapai klimaks karena itu aku balik tubuhnya lalu aku goyang dengan kerasnya. Untuk memberikan sensasi aku putar kontolku dalam memeknya dan benar saja kembali bu Marta mendesah “Aaaggggghhh… aaaagggghhh…. aaaaaagggghh.. nik.. mat… saaaayng… aaaggggghhh..” Saat itu juga aku mencapai puncak kenikmatan aku dekap tubuh mulus bu Marta diapun membalasnya dengan begitu mesra.
Lama kami melakukan adegan layaknya dalam cerita dewasa ngentot itu sampai akhirnya kmi berdua terkapar lemas. Aku masih memeluk tubuh bu Marta yang dengan lembutnya terus menciumku, sampai akhirnya kamipun tertidur hingga keesokan paginya aku bangun dan melihat bu Marta sudah menyiapkan sarapan untukku. Dan tanpa malu kamipun pergi berdua ke kampus dan tidak di ragukan lagi banyak mata yang memandang kearah kami tapi aku cuek dengan mereka.
EmoticonEmoticon