Cerita Dewasa - Kisah ini bermula ketika aku bertemu dengan cewek bernama Suci yang satu kost dengan teman wanitaku bernama Sisca. Umurnya lebih tua 2 thn dari aku dan kuliah di perguruan tinggi di kota Yogyakarta. Waktu itu aku masih duduk di semester 4 di salah satu satu Universitas terkenal dikota yang sama. Awalnya dia tampak cuek ketika pertama kali bertemu.
Sis?aku minta rokoknya dong..?
Itu rokoknya si Tyo??si Sisca menjawab
Mas aku minta satu ya??
Oh..ambil aja?? kataku
Setelah dia mengambil rokok, dia langsung menuju ke kamarnya..
Pertemuan kedua, aku baru bisa berkenalan dengannya dan ternyata Suci orangnya sangat asik diajak ngomong. Sekilas aja?dia berkulit putih mulus dengan rambut sebahu dan kira-kira tinggi 160 cm dan berat 50 kg dengan ukuran bra 34C, yang merupakan ukuran favoritku. Aku dengar dari Sisca bahwa si Suci baru saja putus dari pacarnya setelah 3 tahun berpacaran. Jadi kupikir ini kesempatanku utk mendekatinya, dan memang aku masih jomblo saat itu.
Setelah seminggu sejak pertemuan kedua, aku bertemu Sisca dalam perjalanan ke kampus?
Tyo? kamu dapat salam dari mbak Suci?, si Sisca berkata
Oke deh, salam balik ya, dan bilang kalau malam minggu nanti mau aku ajak jalan?, aku jawab sambil mengacungkan jempol.
Memang sih, tampangku gak ganteng-ganteng amat ,tinggi 170 cm dan berat 55 kg, tapi kata mantan cewek-cewekku aku termasuk tipe cowok romantis dan perhatian.
Dan pada malam minggu yang aku janjikan, aku datang ke kostnya Sisca atau kostnya Suci. Aku agak kaget ketika melihat Suci sudah siap menunggu aku (he..he..GR) di kamar Sisca dengan kaos ketat sehingga membentuk dua tonjolan di dada dan celana panjang yang benar-benar serasi. Setelah menghabiskan satu batang rokok akhirnya aku keluar dengan Suci. Segera aku nyalakan motor kesayanganku Astrea 800, dan kupersilakan Suci untuk naik. Dalam perjalanan?.
? Ci, pegangan pinggangku?nanti jatuh lho?? aku memancing pembicaraan.
? Ih??? dia mencubit dan langsung berpegangan pada pinggangku.
? Kita makan dulu terus nonton ya,Ci ?, aku berkata lagi
? Aku nurut aja,Tyo?.terserah kamu aja?, dia menjawab
Akhirnya kita makan lesehan di daerah jalan Solo dan dilanjutkan nonton Bioskop 21 di kota itu. Selama di bioskop itu, saya mencoba memegang tangannya dan ternyata dia tidak menolak. Ingin rasanya melanjutkan gerilya di dalam bioskop itu tapi rasanya sulit karena pada malam itu bioskop terisi penuh oleh penonton. Sehingga aku hanya bisa mengelus-ngelus jari jemarinya yang sangat lentik sambil membayangkan ******ku di pegang dan dibelai oleh jarinya.
Jam 23.30, pertunjukkan film sudah selesai dan akan dilanjutkan dengan pertunjukkan midnight. Aku dan Suci berjalan menuju parkiran motor dengan bergandengan tangan layaknya orang pacaran. Berhubung malam terasa dingin dan Suci tidak memakai jacket akhirnya aku menawarkan jacket yang aku pakai.
? Ci, ini pakai jacket ku?? aku berkata
Dia mengambil jacketku dan berkata ? Kamu nanti kedinginan,Tyo?
? Gak papa?kan ada kamu yang bikin hangat ?, jawabku sambil cengengesan.
? Kamu ternyata genit juga ya?.?, dia memukulku sambil naik ke motor.
Kira kira 20 menit, akhirnya kita sampai di kostnya Suci tapi ternyata kostnya sudah dikunci. Terlihat mobil ibu kost parkir di depan kostnya yang membuat Suci agak takut.
? Wah gawat?.ada ibu kostku?, dia berkata pelan
? Terus gimana ??, aku bertanya dan berharap dia menjawab akan tidur di kostku. Dan ternyata dugaanku tidak meleset..
? Tyo,bisa gak aku tidur di tempatmu aja? ?, Suci bertanya dengan nada lemah.
? Dengan senang hati?.tuan putri?, aku menjawab sambil sedikit membungkuk.
Dan tak lama kemudian kami sampai di kontrakanku di daerah Demangan, aku mengontrak bersama 3 orang teman kuliahku yang kebetulan mereka sedang pulang kampung. Suci kupersilahkan masuk ke kamarku dan aku ke dapur untuk mengambil sebotol air putih untuk minum (atau untuk mencuci?..).
? Kamarmu bersih dan rapih juga ya??, kata Suci ketika aku masuk kamar.
? Ahh?itu belum aja, nanti kan juga berantakan??, jawabku dengan senyum meng-goda.
? Ci, kamu tidur di tempat tidur aja, biar aku di lantai pake kasur lipat?? sambil membuka lemari mengambil kaos untuk Suci.
? Nich kaos buat ganti, nanti bajumu kusut lagi?.,Ci? , seraya menyodorkan kaos hitam yang cukup besar.
Terus terang aja, aku memang berniat untuk ?mencobanya? tapi tidak kali ini karena kurasa terlalu cepat menurutku. Karena aku yakin kalo dia sudah tidak perawan lagi apalagi dia sudah berpacaran lebih dari 3 tahun. Dan kurasa pacarnya goblok kalo tidak pernah merasakan tubuh Suci yang putih dan mulus serta body sexy ditambah payudara yang indah.
Beberapa saat kemudian, Suci keluar dari kamar mandi hanya mengenakan kaos hitamku tanpa mengenakan celana panjangnya yang ditinggalkan di kamar mandi.
Aku agak kaget, tapi aku pura-pura tidak kaget supaya dia nggak malu sambil berkata, ?Ci, apa kamu mau pakai celana pendekku ??.
? Udah gak usah repot-repot, aku biasanya kalo tidur juga begini kok?? sambil menyulut rokok dan duduk di sampingku yang sedang menonton siaran Liga Inggris di salah satu stasiun televisi nasional.
Akhirnya kami terlibat pembicaraan yang mengasyikkan dan tak terasa sudah jam 3.00 pagi dan Suci beranjak ke tempat tidur. Oh?akhirnya aku bisa bernapas lega karena sejak Suci duduk disampingku, si ?junior? ku berdiri terus seakan-akan dia tau ada mangsa di sebelahnya?he..he. Akupun segera menggelar kasur lipatku dan mencoba tidur sambil membayangkan betapa nikmatnya bila si ?junior? dapat masuk ke dalam ?veggy?nya Suci.
Kira-kira 30 menit, disaat aku akan tidur, Suci bangkit dari tempat tidur lalu duduk di pinggir tempat tidur. Aku segera bangun dan,? ada apa, Ci ??, sambil bangun dari tidur. Katanya dia tidak bisa tidur entah kenapa. Akhirnya dengan posisi aku duduk di samping tempat tidur dan Suci masih duduk di tepinya, kami ngobrol lagi. Entah setan apa?tiba2x aku beranikan diri untuk bangun dan mencium keningnya.
Ternyata dia diam saja dan ciumanku kulanjutkan ke pipi dan bibirnya. Kemudian dengan perlahan aku bangkit dan duduk disisinya sambil terus mencium bibirnya dengan lidahku mulai menyerang rongga mulutnya untuk bertemu dengan lidahnya yang mulai membalas permainanku. Semakin lama permainan lidahnya semakin liar diiringi dengan dengusan nafasnya yang mulai tidak teratur. Aku tahu kalo Suci mulai terangsang, dan pelan2x mulai ku belai payudaranya yang terasa semakin kencang dari luar kaosnya.
? Ah..oh?.oh??.?, suaranya merangsang ketika aku mulai menciumi lehernya yang putih dan harum itu.
? Oh?.oh??oh?.oh?.?, Suci semakin terangsang ketika tangan kananku sudah masuk kedalam kaosnya dan membuka pengait
BH-nya.
Kemudian ketika pengait BH-nya telah terbuka, Suci dengan cepat membuka kaos yang dipakai dan melemparkannya jauh2x. Seketika itu juga aku melihat dua gunung kembar yang putih dengan puting berwarna merah muda serta tubuh putih tanpa cacat yang sangat menggairahkan. Tanpa menunggu lama, ku mulai penjelajahanku ke dua bukit kembar itu. Mula2x lidahku menjilat puting sebelah kanan sambil tangan kiriku memilin puting sebelah kiri dan terdengar lirih,?Oh?..uh?.trus, tyo?.ah?..?.
Aku sengaja membuat Suci melayang didalam kenikmatan, dengan terus menjilat dan mengulum payudara dan daerah dekat ketiak yang merupakan salah satu daerah erotis wanita pada umumnya. Kucium bau harum tubuhnya yang membuat aku lebih terangsang dan ?junior?ku semakin tegak berdiri.
? Tyo?.ohhh?.enak??trus??.?, erangannya bertambah keras?
? Isap trus?..yang kanan?.ohhhh?..ahh?..?.
Secara perlahan aku jilati daerah belakang kupingnya agar Suci bertambah nafsunya. Dan benar saja, tak lama kemudian dia mulai meraba daerah selangkanganku dan mulai meremas ?junior? ku dari luar celana pendekku.
? Tyo?buka celananya??, sambil menarik celana pendek dan cd ku.
? Ohh?.?, sambil dia memegang ?junior?ku yang berukuran sedang2x saja.
Suci mulai mengocok dan meremas ?junior?ku dengan lembut yang membuat nafsuku semakin naik dan naik lagi.
? Tyo?.ayo masukkin?.aku udah gak tahan lagi?.?
? Sabar, Ci?.aku belum puas menjelajahi tubuhmu?.?
? Kamu nikmati aja,Ci?..aku akan buat kamu melayang?.?,kataku untuk menunda coitus.
Karena dalam prinsipku, aku tidak akan memasukkan ?junior?ku sebelum aku men?jilmek? dan di?karaoke? terlebih dulu.
Hanya suara lenguhan dan erangan yang keluar dari mulut Suci ketika jilatanku mulai turun kearah perut dan pinggangnya. Dengan posisi terlentang dan kaki terjuntai ke lantai, Suci terus menggeliat tidak karuan. Ciuman dan jilatanku terus turun dan telah sampai di selangkangannya yang masih tertutup CD. Kucium CD-nya dan terasa sudah basah yang menandakan Suci sudah sangat terangsang. Pelan2x kutarik CD-nya sambil kuangkat kedua kakinya untuk memudahkan melepas CD-nya. Setelah CD-nya terbuka terlihatlah vagina yang merah serta daging kecil ditengahnya yang mengkilat karena sudah basah oleh cairan birahinya dan ditumbuhi bulu yang tipis dan rapi. Kujulurkan lidahku untuk mencicipi cairah birahinya tetapi tiba2x.
? Mau apa kamu?tyo??, dia bertanya dengan mata yang sudah sayu karena menahan birahinya.
? Apa kamu belum pernah di ?jilmek?,Ci ?, aku bertanya dengan keheranan.
? Belum?.kan kotor, tyo?, dia menjawab sambil bangkit untuk duduk ditepi tempat tidur.
Aku tidak menjawab dan terus menjilati vaginanya yang harum dan menggugah selera. Tak lama kemudian terdengar suara,? Ahhhh?..geli banget, tyo?.tapi enak?.?. Dengan bertumpu dengan kedua sikunya, Suci melihat aku sedang menjilati vaginanya. Kubuka lebar kedua kakinya agar aku lebih mudah untuk menjilat vaginanya dan menghisap klitorisnya.
? Uhhh?.enak banget,tyo?..Ohhh?..terus?.
? Yes?yes?.ohhh?..ahhh?..ahhhhhh??..uhh..?.
Hanya suara itu yang terdengar di kamarku, aku semakin semangat untuk dapat memuaskan Suci dengan meng?oral?nya. Kira2x 10 menit aku jilati dan hisap vaginanya yang legit itu, akhirnya Suci mencapai klimaksnya.
? Ahhh?.trus?ahhh?.bentar lagi ku keluar?..ohhhh?.?.
Sambil menahan kepalaku agar tidak lepas pangkal pahanya, akhirnya dia menjerit tertahan sambil mengangkat pantatnya.
? Ohhh?.tyo?aku keluar?..?.
? Gila kamu?.enak banget?..?.
Jari tengahku mulai aku masukkan dan kukocok ke dalam vaginanya sambil terus menjilati cairan putih yang keluar sampai tidak tersisa lagi.
? Tyo?.udah?ah?, Suci mengeluarkan suaranya sambil menarik kepalaku dari jepitan pahanya.
Aku berdiri dan tanpa menunggu, Suci langsung memasukkan ******ku yang sudah tegang ke dalam mulutnya. ******ku terasa hangat dalam rongga mulutnya. Dia mulai menjilati dan mengulum ******ku dengan perlahan seakan-akan dia menikmati sebuah es cream yang lezat rasanya.
? Ohh?enak,Ci?.?, aku mendesah.
Semakin lama gerakan mulutnya semakin cepat mengocok ******ku dan benar2x membuat aku sedikit kewalahan. Aku takut kalo saja tak bisa menahan keluarnya air maniku, sehingga aku meminta Suci untuk menjilati kantong biji pelerku.
? Ci?..ci??ahhhh??oooohhhhhh?, erangku sambil menahan air maniku agar tidak keluar dulu. Kulihat Suci dengan telaten menjilati dua bolaku dan batang ******ku.
Terlihat kedua pipinya kempot ketika menghisap dan mengocok ******ku sambil jemarinya bergerilya di kantong biji pelerku. Lebih dari 15 menit, dia meng?karaoke?ku, tetes keringat yang mulai membasahi tubuhnya dan air ludahnya diseputar bibirnya yang sedang terlihat asik dengan mainannya.
? Masukkin punyamu sekarang, tyo?..?, dia berkata
Suci langsung memposisikan dirinya terlentang dengan kedua kakinya ditekuk dan dibuka lebar. Aku mulai menaiki dirinya dan pelan2x kumasukkan ?junior?ku ke dalam gua yang hangat.
Ahhhhhh?????.mmmm?, suara Suci ketika batang ******ku mulai masuk kedalam vaginanya. Kutekan terus perlahan ******ku dan akhirnya??
Ohhhh?..mpff??.ooohhh?.?,suaranya ketika ******ku sudah mentok. Perlahan mulai kukocok ******ku dan makin lama semakin cepat. Kedua tangan Suci memeluk pinggangku seakan akan takut ******ku lepas dari vaginanya.
Oh?.enak banget, tyo?lebih cepet?.?.
Dua puluh menit sudah berlalu dan..
Aku mau keluar?tyo?terus??, desahannya semakin membuat aku tambah mempercepat kocokannku. Dan akhirnya dengan mencakar pinggangku dan mengangkat pantatnya, Suci berteriak ,? Ah?aku keluar, tyo??. Terasa cairannya membasahi batang ******ku dan terasa hangat.
Selanjutnya, Suci kuangkat tanpa mencabut ******ku yang masih berada di dalam vaginanya. Sekarang posisi Suci berada diatasku dengan posisi jongkok dan mulai menaik turunkan pantatnya. Keringat mulai menetes dari dahi dan tubuhnya dan membuat dia semakin menggairahkan.
Oh?mmm?oh?.?, gumamnya sambil terus goyang turun naik dan sesekali membuat gerakan memutar serta gerakan maju mundur yang membuat ******ku seperti dipijat dan diperas.
Uhh?enak banget, Ci ?
Ya?goyang terus?.?.aku mulai melenguh karena terasa enak sekali.
Oh, tyo?aku mau keluar lagi??, sambil mempercepat gerakannya.
Akhirnya pertahanannya jebol untuk yang kedua kali bersamaan dengan ia menekan memeknya dalam2x sampai ******ku mentok selanjutnya ia rebah diatasku. Napasnya tidak teratur dengan mata tertutup menikmati orgasme yang kedua dan membuat ia lemas. Padahal hanya sepuluh menit saja Suci dengan posisi diatas.
Udah capek, Ci?? ?, aku bertanya
Udah?tapi enak banget, tyo?dan aku mau lagi??
Kupikir gila juga nich cewek, udah dua kali orgasme ternyata dia belum puas juga.
Ci, apa kamu belum pernah seenak ini ? ?.
Belum??, Suci menjawab singkat sambil berdiri dan mengambil kaos untuk menyeka keringat di tubuhnya dan memeknya yang basah.
Setelah selesai menyeka keringatnya, Suci langsung menungging di depanku dan dengan nada menggoda dia berkata, ? Ayo?tyo..aku udah siap ?.
Melihat memek yang merah ada didepan mataku dan sangat menggairahkan, aku langsung bangkit dan memposisikan diri untuk menusuknya dari belakang. Dan?
Oh?yes??, Suci melenguh ketika ******ku mulai masuk kedalam memeknya.
Tyo?puaskan aku?oh??
Kocok yang kenceng?oh??
Kira2x hanya tiga menit kemudian Suci mengalami orgasme yang ketiga dan sepertinya dia masih ingin mendapatkan orgasme beberapa kali lagi. Tanpa memperlambat kocokanku, Suci mendapatkan orgasme yang keempat dalam posisi Doggy Style.
Tubuhku sudah basah oleh keringat, tapi rasa orgasmeku masih terasa jauh sehingga aku minta istirahat dulu sejenak. Kembali aku tiduran dan Suci ada disampingku. Suci tidak diam begitu saja tapi dia mengocok ******ku sambil sesekali mengulum dan menjilati batang ******ku yang masih berdiri dengan tegaknya.
Setelah satu batang rokok kuhabiskan, Suci kuminta untuk memiringkan posisi tidurnya karena aku akan menyetubuhinya dari arah belakang. Dengan kaki kanannya kuangkat agar aku bisa memasukkan ******ku ke dalam memeknya yang sudah agak kering sehingga terasa rapat kembali.
Oh?ah?mmm??, kembali suara Suci yang merangsang terdengar lagi.
Enak, tyo?kamu hebat??
Kukocok terus memeknya dan kira 10 menit kemudian terasa aliran air maniku mulai memenuhi batang ******ku, dan?
Ci, aku udah mau keluar?nich..? suaraku bergetar sambil menahan orgasmeku
Keluarin di dalam apa diluar?oh ??
Di dalam aja, tyo?aku lagi gak subur?oh?? jawabnya sambil terengah-engah.
Tahan dulu, tyo?ahh?.aku juga mau keluar lagi??, nadanya agak keras menandakan Suci juga hampir mencapai orgasmenya yang kelima kalinya.
Oh?trus?trus?kocok terus??, erangnya, sambil tanganku mengocok clitorisnya untuk menambah sensasi orgasmenya.
Akhirnya kami keluar bersamaan dan kusemprotkan air maniku sebanyak-banyaknya didalam memeknya sekuat tenaga dan Suci mencakar pahaku yang melukai pahaku. Terlihat sekali Suci menikmati orgasmenya dengan memejamkan matanya sedangkan ******ku kubiarkan masih berada di dalam memeknya beberapa saat dan terasa vaginanya menyedot-nyedot ******ku seakan tidak mau ada air maniku yang tersisa. Tiba2x dia bangkit dan langsung menjilati sisa air maniku yang ada di batang ******ku.
Oh?Ci?geli banget??, aku berteriak sambil menggelijang menahan rasa geli.
Makasih ya, tyo?udah buat aku puas banget?.?, dia berkata sambil tersenyum.
Jam sudah menunjukkan pukul 5 akhirnya aku dan Suci tertidur tanpa mengenakan sehelai benang pun dan secara tidak langsung mulai malam itu kami berpacaran. Aku sudah dapat membayangkan kalo hari2x esok akan dipenuhi oleh kenikmatan yang tiada tara yang diberikan oleh pacarku, Suci.
Masa liburan kuliah sudah habis, dan aku sedang dalam perjalanan kembali ke Yogya dari ibukota dengan menggunakan kereta api. Diperjalanan aku membayangkan akan bertemu kembali dengan pacarku, Suci. Bayangan akan hangatnya tubuh Suci di ranjang memadu kasih dan birahi. Sudah hampir 2 minggu aku tidak bertemu dengannya. Cairan maniku serasa sudah penuh dan siap untuk ditembakkan ke dalam vaginanya.
Akhirnya jam 5 pagi kereta telah sampai di stasiun Tugu, aku turun dan mencari sosok pacarku, Suci yang menjemputku. Tiba2x aku dikagetkan oleh pelukan dari belakang tubuhku dan kutahu adalah Suci.Tanpa rasa sungkan dia menciumku di lihat orang banyak yang ada di stasiun itu.
Tyo?aku kangen banget?.?, dengan nada manja, Suci merangkulku
I miss you too, Ci?..?, sambil kuberi ciuman di pipinya
Selanjutnya kami berjalan ke tempat parkir motor sambil berangkulan mesra seakan-akan sudah lama tidal bertemu.
Kita, langsung ke tempatku atau mau kemana, Ci??, aku bertanya, dan dengan cepat Suci menjawab, ? Gimana kalo kita ke Kaliurang dulu???. Dan aku tahu, dia menginginkan suasana yang berbeda untuk memadu kasih.
Kira2x perjalanan ke Kaliurang kita tempuh dalam waktu 45 menit, dan langsung cek in di villa langganan kami. Kamar berukuran 4 m x 5 m dengan tempat tidur yang besar dan sofa dilengkapi teras yang menghadap Gunung Merapi yang menambah suasana romantis. Segera aku mandi untuk membersihkan badan agar terasa lebih bugar. Selagi aku sedang handukkan, tiba2x pintu kamar mandi terbuka, dan kulihat Suci sudah dalam keadaan tanpa sehelai benangpun dan berjalan menghampiri aku.
Tyo?aku mau ini??, sambil tangannya memegang ?junior? ku yang masih tertidur. Dan selanjutnya, Suci berjongkok di hadapanku dan langsung menjilati seluruh batang ******ku. Sepertinya dia merindukkan bukan hanya diriku tapi juga ******ku.
Ohh?Ci?auw??, erangku ketika dia mulai memasukkan ******ku ke dalam rongga mulutnya dan terasa hangat dan basah batang ******ku. Suci terus mengocok ******ku dalam mulutnya dan sesekali dijilatinya batang dan kantong pelirku. ******ku semakin berdiri tegak tapi Suci sepertinya belum puas dan terus mengulumnya. Kadang ******ku dimasukkan dalam mulutnya sampai menyentuh tenggorokannya. Air ludahnya sudah berlumuran di tepi bibirnya dan membuat aku benar2x tak tahan dengan perlakuannya.
Ci?stop,Ci?aku gak tahan??
Dia diam saja dan semakin mempercepat kocokan mulutnya.
Ci?aku keluar?ahh?.uhhh?.?, jeritanku tertahan, dan akhirnya air mani yang tersimpan hampir 2 minggu tumpah semua ke dalam mulutnya. Suci masih belum melepaskan ******ku dari mulutnya, dan terlihat air maniku keluar dari sisi bibirnya karena tidak tertampung di dalam rongga mulutnya. Kakiku sampai bergetar menahan sensasi yang dibuat olehnya. Suci menjilati ******ku hingga bersih dan dia menjilati air maniku yang tersisa di tepi bibirnya untuk ditelannya. Setelah itu, dia langsung mandi dan memintaku untuk istirahat sejenak sambil minum kopi sebelum dilanjutkan ronde berikutnya.
Lima belas menit berlalu dan akhirnya Suci keluar dari kamar mandi dengan tubuh bugil. Rambut yang sebahu agak basah yang membuat wajahnya lebih menggairahkan. Kemudian dia membakar sebatang rokok dan duduk di atas tempat tidur. Setelah menyeruput kopi yang tersisa, aku langsung menuju sofa di samping tempat tidur dan tercium bau harum dari tubuh Suci. Tidak lama kemudian, dengan badan yang tidak tertutup apa-apa Suci bangkit dari tempat tidur dan menghampiriku. Ia langsung naik keatas sofa dan berdiri di hadapanku dengan vagina yang merah dan ditumbuhi jembut tercukur rapih. Aku tahu yang dia mau, perlahan aku jilati memeknya dan kuhirup bau khas yang keluar dari memeknya. Kedua tangannya memegangi kepalaku dan kadang-kadang menjambak rambutku serta mendorong kepalaku agar lebih menempel di memeknya.
Oh?jilat trus, tyo??, suaranya lirih terdengar.
Dengan posisi kepala seperit itu, kurasa rasa nikmat yang kuberikan tidak maksimal sehingga aku minta Suci untuk duduk di sofa dengan kedua kakinya diangkat dan dibuka lebar-lebar. Suci kemudian duduk dan segera kucium bibirnya dan lidahku mulai bergerilya dalam mulutnya. Lidah kami bertautan sedang tanganku mulai menjamah kedua bukit yang terasa kencang dengan putting yang telah berdiri tegak minta di kulum. Setelah puas bermain lidah di dalam rongga mulutnya, kemudian secara perlahan-lahan lidahku mulai menelusuri leher jenjangnya menuju belakang telinganya. Sepertinya Suci sudah tidak dapat menahan gelora birahinya.
Uhh?Tyo, puaskan aku?.jilat lagi memekku?.ohh?.?
Lidahku mulai turun ke perut dan bermain sebentar di lubang pusarnya dan terus kucium pangkal pahanya tanpa menyentuh memeknya yang membuat Suci sedikit marah.
Ayo Tyo?jilat memekku?!! ?, dengan nada agak keras.
Aku diam saja, dan terus melanjutkan menjilati kedua betisnya dan turun ke jari2x kakinya. Satu persatu jarinya kujilat dan kuhisap yang menambah sensasi birahinya. Dia sudah terlihat tidak sabar dengan jarinya sudah mengocok sendiri klitorisnya sambil terus mengeluarkan suara yang merangsang. Pada saatnya jilatanku mulai naik kembali ke arah pahanya yang akhirnya sampai ke memeknya yang sudah basah sekali. Kujilati memeknya secara perlahan dan kadang2x klitorisnya ku sentuh dengan ujung lidahku.
Ohh..tyo?isap klitku?please??
Aku udah gak tahan, tyo?terus??
Kedua tangannya memegangi dan menekan kepalaku sehingga membuat aku kesulitan untuk bernapas. Lidahku terus menjilati klitnya sembari jari tengahku terus menusuk-nusuk lubang memeknya. Sekitar 15 menit, aku menjilati memeknya dan akhirnya Suci berteriak dan menggeliat menandakan dia sudah mencapai orgasmenya yang pertama.
Tyo?.aku keluar?.uh?enak banget, tyo??
Keringat terlihat mengalir di tubuhnya dan matanya menjadi sayu setelah orgasme yang diinginkan telah tercapai.
Kemudian aku berdiri tepat didepannya, dan ******ku langsung dipegang dan dimasukkan ke mulutnya. Nafsunya seperti sudah mencapai puncaknya, Suci mengulum dan mengocok ******ku dengan cepat. Perlakuannya membuat aku bertahan sekuat tenaga agar air maniku tidak keluar lebih dulu. Sepertinya dia tahu hal itu, segera dia memposisikan diri menungging di sofa tersebut dengan kaki kiri ditekuk di atas sofa. Segera kuhunjamkan ******ku dari belakang sekuat tenaga dan sampai terasa menyentuh dinding rahimnya.
Ahh?******mu oh?, tyo?.?
Trus?kocok yang kenceng?tyo??, Suci mengerang keenakaan
Setiap kali ******ku menusuk memeknya, bersamaan pula Suci menggerakkan mundur pantatnya sehingga ******ku dapat masuk ke rongga memeknya secara maksimal.
Plek..plek..plek??, bunyi yang terdengar antara pantatnya dan selangkanganku bertemu. Tak lama Suci sudah mendapatkan orgasmenya yang ke-2 dan aku tahu bahwa perjalananku masih panjang karena Suci tak akan puas bila hanya mendapatkan orgasmenya kurang dari 5 kali.
Peluh sudah membasahi tubuhku dan kakiku terasa lemas karena harus menyetubuhinya dengan posisi berdiri. Tanpa melepaskan ******ku, aku pegang perutnya dan aku putar sehingga Suci berada membelakangiku sedangkan aku duduk di sofa. Sekarang Suci berada diatasku dan menduduki ******ku dengan kedua kakinya diangkat ke sofa. Dengan posisi seperti ini, aku dengan leluasa dapat meremas kedua payudaranya dan mengocok klitnya. Suci mulai menaik turunkan pantatnya sambil sesekali bergerak maju mundur dan memutar. Kembali ******ku seraya di peras dan dipijit sedemikian nikmatnya.
Enak, tyo???, belum sempat ku jawab dia sudah berkata lagi, ? Jangan keluar dulu ya, tyo?aku masih mau lagi?ohh..?
Semakin lama gerakannya semakin cepat, dan semakin tidak karuan menandakan orgasmenya yang ketiga sudah hampir dekat. Kupercepat kocokanku di klitorisnya dan satu tanganku lagi meremas-remas payudaranya.
Trus remas tetek-ku, tyo?yang keras?kocok klitku?.trus??
Aku udah hampir keluar lagi?.oh?uh?oh?.? ceracaunya sudah tak terkendali.
Hampir 20 menit, aku melakukannya dengan posisi ini dan akhirnya kurasakan cairan hangat keluar dari vaginanya dan membasahi seluruh batang ******ku. Dengan napas tersenggal-senggal, akhirnya Suci orgasme lagi.
Tyo?aku keluar lagi?nikmat banget?.trima kasih ya??
Lalu ia berdiri ,terlihat cairannya menetes keluar dari memeknya, untuk mengambil segelas air dan diteguknya. Kemudian ia masuk ke kamar mandi untuk buang air kecil sambil membersihkan vaginanya.
Aku masih duduk disofa dengan ?junior? ku masih berdiri tegak sambil menghisap sebatang rokok Mild. Suci keluar dari
kamar mandi dan menghampiriku, serta jongkok di hadapanku. Kembali dia menjilati ******ku, hanya sebentar dan dia naiki ke pangkuanku sambil mengarahkan ******ku ke lubang memeknya.
Bless?? perlahan-lahan ******ku masuk ke dalam memeknya yang terasa kering karena baru saja dibersihkan.
Uh?aku akan buat kamu puas, Ci ?, setelah kurasakan ******ku mentok di dalam memeknya. Perlahan Suci menggoyangkan pantatnya sambil ia menghisap rokokku yang belum habis.
Diselingi ciuman di bibirnya, pelan-pelan tapi pasti memeknya mulai mengeluarkan cairan pelumas sehingga gerakkan keluar masuk ******ku semakin lancar.
Tyo?aku kok bisa kuat seperti ini ??
Pacarku yang dulu gak pernah sekuat ini ?, akhirnya Suci baru bicara mengenai kehidupan seksnya dengan pacarnya terdahulu.
Aku tidak menjawab pertanyaannya tapi kupercepat gerakanku mengocok memeknya dengan menahan bongkah pantatnya yang sexy. Tidak lama kemudian erangan dan lenguhannya mulai terdengar lagi.
Oh?trus?entotin aku yang cepet, tyo?oh?.?
Jika gerakanku berhenti, maka Suci yang menaik turunkan pantatnya sehingga rasa nikmatnya tidak terputus. Dengan irama yang semakin lama semakin cepat, Suci akhirnya mendapatkan orgasmenya yang keempat.
Tyo?aku keluar lagi?nikmat?uh??
Ayo?tyo, keluarin punyamu?kita keluar bareng ya??
Segera aku angkat tubuhnya dan kugendong dia dengan kakinya menjepit pinggangku sementara tanganku menyangga pantatnya. Sambil berjalan ke arah tempat tidur, kunaik turunkan pantatnya sehingga aku menyetubuhinya dengan posisi berdiri. Ku pepetkan tubuhnya dengan dinding dekat tempat tidur sambil terus kuhunjamkan ******ku keluar masuk memeknya.
Ternyata dengan posisi seperti ini, Suci bisa mendapatkan rangsangan yang hebat dan dia mendapatkan orgasmenya yang kelima.
Tyo?aku udah keluar lagi?aku udah puas, tyo??
Sekarang giliran kamu?ayo, tyo?aku udah capek??, dengan nada lirih seperti sudah tidak ada tenaganya lagi.
Selanjutnya, Suci kurebahkan di kasur dan ku entot dengan gaya konvensional. Kedua kakinya diangkatnya dan di buka lebar-lebar agar ******ku dapat menusuk memeknya dengan leluasa. Aku memang sudah tidak tahan ingin memuntahkan air mani yang dari tadi sudah ingin menjebol pertahananku. Kukocok dengan cepat dan keras, dan tidak terasa keringat sudah membasahi tubuhku dan menetes ke tubuh Suci.
Terdengar suara Suci yang tidak karuan serta napas yang tersenggal-senggal menambah suasana menjadi lebih menggairahkan. Lima belas menit aku kocok terus, akhirnya pertahananku jebol juga ,? Oh?Ci?aku mau keluar?.?
Ya, tyo?aku juga mau keluar?kocok terus?.Ohhh??.
Suci menggelijang dan mengangkat pantatnya menandakan dia sudah keluar terlebih dulu sedangkan aku baru keluar kira2x tiga detik kemudian.
Tiga kali tembakan air maniku didalam memeknya dan kubiarkan ******ku didalam memeknya dan terasa menyedot-nyedot ******ku. Sebelum ******ku mengecil, Suci bangkit dan mengulum ******ku dan terasa sangat geli sekali. Ini adalah ritual kebiasannya setelah aku mengalami ejakulasi setiap kali kami bersetubuh. Dengan tersenyum, dia berkata, ? Kamu bener-bener hebat, tyo??.
Aku mau main di teras nanti malam, tyo??, dia berkata sambil melepaskan ******ku setelah puas menjilatinya hingga bersih kembali.
Dan akhirnya kami tertidur dengan tubuh telanjang sambil berpelukan untuk mempersiapkan pertempuran selanjutnya yang pasti lebih melelahkan.
EmoticonEmoticon