Berita Terkini - Sungguh menggemparkan seorang nenek di daerah Cimahi Jawa Barat di temukan telah menyimpan mayat suami dan anaknya hingga lebih dari 1 tahun, saat polisi menemukan jasad keduanya telah menjadi tulang-belulang.
Saat itu Puluhan warga di Gang Nusa Indah VI Blok 013 RT 007 RW 17, Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, di gegerkan oleh penemuan 2 tengkorak manusia di rumah nenek Neneng, mereka tampak berkerumun di depan rumah bercat merah tersebut
Berita Terkini - Kondisi Kerangka Saat Baru Ditemukan |
Suasana di kompleks pemukiman tersebut mendadak ramai setelah munculnya penemuan dua kerangka manusia di rumah bernomor 117 pada hari Senin pagi (29/1/2018).
Diketahui bahwa rumah tersebut ditempati oleh pasangan suami istri yaitu Nanung Sobana (86) dan istrinya Neneng Hatidjah (77). Di rumah tersebut juga tinggal tiga orang anaknya, yaitu Hera Sri Herawati (51), Erna Hendrasari (49), dan juga Denny Rohmat (43).
Seperti dilansir BandarQQ Berita Terkini , Dua kerangka yang ditemukan diketahui merupakan sosok dari suami Nenek Neneng yaitu Nanung dan juga anak perempuannya Hera. Penemuan Dua kerangka manusia itu ditemukan pertama kali oleh sejumlah petugas dari Puskesmas Melongasih, salah satunya oleh Zacky Rahman.
Zacky bertutur bahwa Senin pagi sekitar pukul 08.00 WIB, ia akan melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap keluarga Neneng. Merujuk pada data kartu keluarga, petugas saat itu berniat memeriksa lima penghuni dari rumah tersebut.
Namun saat tiba di rumah tersebut, Neneng menolak dengan alasan bahwa suaminya sedang tidur. saat itu Zacky percaya karena ia melihat ada seseorang yang tidur berselimut di ruang tamu.
Berita Terkini - Rumah Kediaman Neneng |
Kemudian Pada pukul 13.00 WIB, Zacky kembali lagi mendatangi rumah Neneng. Namun lagi-lagi Neneng kembali menolak dengan alasan yang sama.
Pada Keesokan harinya Selasa (30/1/2018) pukul 08.00 WIB, Zacky kembali lagi ke rumah Neneng dengan didampingi oleh petugas kepolisian dan juga TNI. Mereka sengaja mengajak pihak aparat lantaran curiga dengan gelagat dan tingkah laku aneh Neneng beserta anggota keluarganya.
Terlebih lagi tercium bau busuk yang sangat menyengat saat petugas kesehatan datang pada Senin lalu.
Kedatangan petugas dan aparat pada saat itu juga mendapat penolakan keras dari Neneng. Ia dan juga anaknya Erna sangat ngotot tak ingin membukakan pintu. Bahkan, mereka menahan pintu rumahnya dengan kasur. Namun akhirnyasetelah dibujuk, Neneng luluh dan akhirnya mau membukakan pintu rumahnya.
Petugas sangat terkejut saat melihat 2 kerangka manusia utuh yang tidak lain merupakan sosok Nanung yang tertutup selimut. dan tengkorak satu lagi diketahui merukan Hera yang berada tepat di bawah kerangka Nanung.
Berita Terkini - Kondisi Rumah Neneng Saat Diamankan |
Petugas kepolisian kemudian langsung datang mengamankan lokasi kejadian. Kemudian Setelah diperiksa, kedua kerangka itupun dikuburkan. Dan hasil autopsi polisi tidak ditemukan adanya bekas kekerasan terhadap dua jenazah tersebut.
Dan saat ini Neneng tengah diperiksa di Rumah Sakit Dustira Cimahi. Dan sementara kedua anaknya sedang menjalani pemeriksaan kejiwaan di RSJ Cisarua.
Aksi Neneng dan juga kedua anaknya yang menyimpan jenazah Nanung dan Hera memang tidak masuk di akal. Namun menurut warga, tak ada sikap aneh dan juga mencurigakan dari keluarga Neneng.
Timbul yang merupakan ketua RT setempat, mengatakan bahwa, sepengetahuannya Neneng dan juga Sobana merupakan warga asli Melongasih. Mereka sudah bermukim di rumah disini saat ia pertama kali pindah tepatnya pada tahun 2004 silam.
Timbul juga mengatakan bahwa dia cukup akrab dengan sosok Nanung. Sebelumnya, Nanung diketahui bekerja sebagai tukang bubut. Namun, beberapa tahun yang lalu Nanung berhenti bekerja akibat sakit yang berkepanjangan. Selain dikenal ramah, Nanung juga dikenal sebagai sosok yang sangat rajin ikut ronda.
"Dia rajin siskamling," kataTimbul saat ditemui BandarQQ Berita Terkini , Kamis (1/2/2018).
Timbul juga mengatakan bahwa terakhir kali ia bertemu dengan Nanung yaitu di acara syukuran salah seorang warga pada pertengahan tahun 2016 silam.
"Terakhir bertemu itu kira-kira pertengahan tahun 2016. Saya lupa bulannya. Namun kondisi kakinya sudah bengkak," ujarnya
Timbul pun berkata bahwa dia tidak mengetahui bila Nanung telah meninggal. Bahkan, meninggalnya Nanung dan Hera tidak pernah diketahui warga.
Tanda tanya warga perihal hilangnya sosok Nanung dan juga Hera, dimulai saat terciumnya bau busuk di sekitar rumah Neneng. Warga tidak mengetahui secara pasti kapan bau busuk itu mulai tercium.
"Pak Nanung meninggal saya gak tahu, setahu saya karena awalnya tercium bau busuk, pokoknya bau banget," ucap Tati, tetangga sebelah Neneng.
Tati juga mengungkapkan, bahwa sejak hilangnya Nanung, keluarga Neneng mendadak bersikap sangat tertutup.
"Kalau Bu Neneng keluar, saya juga suka tanya, Bu seperti bau bangkai di situ (menunjuk teras rumah Neneng). Namun Jawabannya selalu, itu mah bangkai tikus, nanti juga hilang sendiri," ujar Tati.
Saat ini rumah Neneng sudah dilingkari oleh garis polisi. Dari luar, kondisi rumah bercat merah itu terlihat tampak tidak terawat. Di teras rumah menjulang pohon besar. Dan tepat di depan pintu terlihat barang-barang yang berserakan seperti kasur, meja, tangki air, hingga asbes.
Terungkap bahwa keluarga tersebut ternyata menganut aliran kepercayaan tertentu. “Ini berasal dari keterangan tetangga ya, jadi diduga kuat dia sekeluarga punya aliran kepercayaan lain,” kata Kasatreskrim Polres Cimahi AKP Niko N Adiputra di kantornya, pada Selasa (30/1).
Niko juga menjelaskan, bahwa dugaan mengikuti aliran kepercayaan tertentu ini diperkuat oleh pengakuan istri Nanung dan juga anggota keluarga yang tinggal di rumah itu. Dan menurut Niko, mereka memang sengaja menyimpan mayat Hanung dan Hera di dalam kamar.
“Neneng berperinsip begini, kalau ada orang meninggal jiwanya memang terpisah, tapi raganya ada. Maka dari itu saat dia meninggal ditaruh di atas tempat tidur. Saat ditanya agamanya, Neneng bilang agamanya terserah Anda menyebut apa. Tapi dia bilang itu dan sangat diyakininya,” jelas Niko.
Polisi juga telah meminta keterangan dari sejumlah warga setempat di sekitar lokasi kejadian. Dan keterangan warga seragam. Mereka mengatakan bahwa keluarga tersebut ‘berbeda’ dari yang lainnya. “Sebenarnya Warga di situ juga mengakui namun enggak ada yang berani masuk, karena mereka penghuni rumah punya aliran kepercayaan sendiri,” ujar Niko.
Menurut AKP Sutarman informasi yang diperoleh dari Neneng Hatidjah, bahwa suaminya Nanung Sobana telah meninggal sekitar akhir bulan Desember 2017. Sementara anaknya Hera Sari Herawati telah meninggal pada Januari 2016. Namun apabila melihat tubuh yang sudah menjadi kerangka, diduga bahwa keduanya telah tewas sudah lebih dari setahun.
EmoticonEmoticon